Selasa, 03 September 2019

PEMIJAHAN IKAN HIAS ARWANA


Ikan Arwana Calon induk berumur 5-6 tahun. Panjang tubuh 60 cm dan bobot sekitar 4 kg. Agar menghasilkan anakan yang murni dan berkualitas, strain kedua calon induk harus sama. Hindari meyatukan ikan berbeda strain dalam satu kolam Syarat lain, calon induk sehat dan bebas penyakit.
Ikan  cacat  bungkuk  tidak  layak  dijadikan  induk.  Sebab,  perut  mengerut sehingga kualitas sel telur kurang baik dan mudah mati. Yang juga dihindari sebagai induk ikan bertutup insang tidak menututup sempurna, terutama pada induk jantan. Sebab, ia kesulitan mengerami telur didalam mulut. Cacat lain seperti sungut terputus, ekor patah, atau sisik berdiri masih layak. Sebab, tidak mempengaruhi kualitas telur dan anakan.
Hingga saat  ini  belum  ada  satu  pun penakar  yang  bisa  menentukan  jenis kelamin arwana secara akurat. Dari pengamatan bertahun-tahun, beberapa penangkar berpengalaman memberikan beberapa criteria penentuan jenis kelamin.

Arwana jantan:
-  bertubuh lebih panjang dan ramping
-  kepala besar, mulut agak lebar,
-  dada dan sirip dada lebih panjang, serta
-  sirip punggung menyempit.

Arwana Betina:
-  tubuh lebih pendek, lebar, dan agak gemuk.
-  kepala meruncing dengan mulut lebih kecil.
-  dada dan sirip dada lebih pendek, dan
-  sirip punggung melebar.

Hampir tidak ada pedagang yang menjual induk siap pijah berumur di atas 5 tahun. Kebanyakan calon penakar mendapatkan induk dari hobiis yang bosen dengan arwana dewasa. Karena langka, calon penangkar harus menyiapkan calon induk dari ukuran kecil. Mereka mesti menunggu waktu 4-5 tahun. Keuntungannya, harga lebih murah dan kualitas terjamin.  Pembesaran calon induk  sebaiknya  bertahap.  Selain disesuaikan dengan ruang gerak dan aktivitas ikan, cara ini juga mempermudah pemeliharaan dan perawatan.
Calon induk berumur dibawah dua tahun, atau panjandibawah 30-35 cm dipelihara diakuarium 60 cmx 60 cm x 120 cm, atau 80 cm x 70 cm x 150 cm. Setiap akuarium diisi 5- 10 ekor. Yang berukuran lebih besar di pelihara dibak fiber 2 m x 1 m x 1 m hingga berumur 5 tahun. Kepadatan sebuah bak 4 – 5 ekor.
Pakan induk arwana berupa kodok, ikan kecil,kelabang, kecoak, dan udang. Ikan segar seperti teri juga bisa diberikan. Sebelum diberikan kepada arwana, kodok yang  baru dibeli ditampung dalam bak fiber untuk  dicuci bersih. Dosis pakan 1-2 kg/hari/20 induk. Satwa amfibi itu diberikan dengan cara dilempar satu per satu hingga habis tersantap. Pemberian pakan sebaiknya pada sore hari pukul 16.30 agar ikan mau naik ke permukaan untuk menyantap pakan.

PEMIJAHAN DAN PENETASAN
Setiap tahun arwana 2 kali memijah. Namun, jumlah telur dan masa birahi induk mencari pasangan dengan cara saling berkejaran satu dengan yang lain. Pasangan berjodoh akan berenang berduaan dipinggir kolam dan memisahkan diri dari kelompok sampai saat berpijah. Untuk menjaga pasangannya, induk berjodoh akan melawan jika ada induk lain yang mendekat.
Jika   masa   pendekata selesai pasangan   siap   kawin.   Namun proses pemijahan tidak berlangsung begitu saja. Daya rangsang luar seperti curah hujan, suhu, pH, dan kondisi air mengalir akan mempengaruhi induk betina melepas sel telur. Arwana memijah setelah 2-3 hari hujan sehingga suhu air turun menjadi sekitar 270C. Setelah itu tidak ada hujan selama 2-3 minggu sampai suhu air meningkat menjadi 290C.
Begitu betina mengeluarkan telur, jantan segera menyemprotkan sperma. Proses itu berlangsung di dasar kolam selama 20-30 menit. Telur di buahi akan diambil dan disimpan di dalam mulut si jantan. Induk betina akan menjaga dan melindungi jantan dari gangguan di sekitarnya.
Proses pemijahan hingga pembuahan berlangsung 3 bulan. Sedangkan masa pengeraman di dalam mulut 40-41 hari. Selama itulah induk jantan berpuasa. Ukuran mulut jantan menjadi lebih besar dan rahang bawah menggelembung. Hingga menetas larva tetap tersimpan dalam mulut induk jantan. Setelah mampu berenang pada umur sekitar 2 minggu, larva dimuntahkan keluar dari mulut si jantan. Jika ini dibiarkan larva yang baru menetas dapat dimakan kembali oleh si induk atau di mangsa arwana lain. Karena itu larva perlu di panen paksa sebelum masa pengeraman berakhir

Produktivitas

Induk yang produktif setelah berumur 4 tahun. Perbandingan jantan dan betina 1 : 1. Induk yang dipakai biasanya berasal dari alam (parent stock) atau dari anakan F I. Tanda tanda induk yang berjodoh akan berenang berduaan dan memisahkan diri dari kelompok sampai saatnya berpijah.
Arwana bukanlah ikan yang prolific (banyak telur). Itulah sebabnya ikan ini termasuk yang dikhawatirkan punah, setiap tahun seekor induk rata rata hanya menghasilkan  anak  30  ekor.Pernah  mencapai  60  ekor/induk/tahun  tetapi  kasus tersebut umumnya sangat jarang.


Gambar 1.Telur Arwana


Gambar 2. Anak Arwana

Untuk menghitung produktivitas induk arwana sebenarnya tidaklah sulit. Jika  seekor  induk  betina  hanya  mampu  menghasilkan  40   60  butitelur setahun, maka sejalan dengan survival rate pada setiap stadium, maka setelah 3 bulan hanya tersisa 6 27 ekor anakan arwana yang siap dilepas kepasaran.

Untuk  lebih  jelasnya  produktivitas  indukarwana  dapat  dilihat  pada  tabel dibawah ini.
Tabel 1. Produktivitas Induk Arwana

Stadium
Keterangan
Survival Rate
Pemijahan
Menghasilkan telur sebanyak 40 60 butir

I
Larva ikan sepanjang 7 cm yang masih membawa yolksac sampai umur 2 2,5 minggu
50 -60 %
II
Panjang anak ikan 9 cm, cadangan kuning telur habis
35 85 %
III
Sebesar  jari sepanjang 15 cm, umur  3 bulan setiap musim pemijahan seekor jantan arwana menghasilkan anakan arwana berumur 3 bulan sebanyak 6 27 ekor.
90 %
Sumber : Isaku Arwane, 1995 dalam Bambang Sarwono,

SUMBER:
Suharyadi, 2011. Modul Penyuluhan Kelautan dan Perikanan No. 007/TAK/BPSDMKP/2011 “Budidaya Ikan Arwana”. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Jakarta. 


Diedit, disusun, serta dijadikan materi penyuluhan perikanan berbasis online
oleh Rahmah, SP (Penyuluh Perikanan Madya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar