Setelah melakukan pemeliharaan selama 4-6 bulan, atau setelah
ukuran panen yang diinginkan/ukuran pasar tercapai, ikan dipanen. Ukuran panen tersebut berkisar antara 150-300
gram per ekor. Pengelolaan pemanenan
bandeng pada dasarnya ditujukan untuk :
1.
Menangkap seluruh ikan dalam waktu yang relatif
singkat
2.
Mendapatkan hasil panen dalam keadaan mati segar
serta tidak banyak mengalami kerusakan fisik, seperti memar-memar, sisik lepas
dan kotor/berlumpur. Kesegaran ikan
dapat dilihat dari penempilan ikan yang tidak terlalu jauh beda dri ikan yang
masi hidup, serta badannya lemas tidak kaku.
Untuk mencapai keadaan diatas ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan sehubungan dengan pemanenan ini, yakni menetapkan saat panen yang
tepat, mempersiapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan, cara melaksanakan
pemanenan dan menangani hasil panen yang baik.
Pertumbuhan ikan bandeng pada satu tempat bisa berbeda dengan
tempat lain bergantung pada kesuburan tambaknya. Oleh karena itu saat panen yang tepat, sebaiknya ditetapkan
setelah diketahui ukuran yang dikehendaki tercapai. Untuk itu sebelumnya perlu dilakukan
pemantauan pertumbuhan ikan bandeng dengan melakukan pengecekan ukuran/berat
bandeng. Caranya adalah pada saat mendekati waktu panen, sejumlah ikan
tertentu, misalnya 20 ekor, ditangkap dengan menggunakan jala atau jaring, di
beberapa tempat. Kemudian ditimbang dan
dihitung berat rata-ratanya. Jika berat
rata-ratanya sudah sesuai dengan ukuran yang diinginkan maka pemanenan sudah
bisa dilaksanakan, tetapi jika tidak maka masa pemeliharaan harus ditambah.
Waktu pelaksanaan panen bandeng yang tepat adalah pagi atau sore
hari suhu air di dalam tambak rendah sehingga ikan bandeng tidak stress. Sebelum pemanenan dijalankan terlebih dahulu
disiapkan bahan dan alat yang dperlukan selama pemanenan dan selama penanganan
hasil. Cara pemanenan ada 2 macam yakni
pemanenan penjarangan dan pemanenen total.
Panen penjarangan diakukan ketika tambak masih ada air, sedangkan
panen total dilakukan melalui pengurasan air tambak. Peralatan yang digunakan adalah :
1.
Alat tangkap yaitu alat yang digunakan untuk
menangkap ikan secara langsung. Jenis
alat antara lain serokan atau seser (scoopnet)
jala dan jaring. Alat untuk menangkap udang liar adalah prayang (bubu)
2.
krey/wide, yakni alat bantu untuk menggiring
bandeng agar berkumpul di satu tempat biasanya sekat pintu air
3.
Alat penampung sementara, yang juga digunakan
untuk mengangkut hasil panen jarak dekat ke tempat penempungan akhir dan
pengemasan, seperti box plastik, ember, baskom, atau drum plastik
4.
Timbangan untuk mengetahui hasil panen
5.
Bahan-bahan, seperti air untuk menghilangkan
lumpur dari tubuh ikan, es untuk pengangkutan.
Pemanenan dilaksanakan sebagai berikut :
PEMANENAN PENJARANGAN
Pemanenan penjarangan pada dasarnya dilakukan dengan memanfaatkan
sifat ikan bandeng yang cenderung melawan arus air. Cara ini cocok jika tambak pemeliharaan
bandeng dilengkapi dengan petak penangkapan (B) yang letaknya di belakang pintu
air tambak pembesaran.
Pelaksanaan pemanenan dimulai dengan menurunkan permukaan air
tambak beberapa puluh sentimeter dengan mengeluarkannya lewat pintu air tambak
ketika air laut sedang surut. Setelah
penurunan air selesai, pintu air ditutup kembali. Ketika ketinggian air mencapai puncak pasang,
maka pintu air dibuka kembali dan saringan pintu air yang cukup kuat dan tinggi
dipasang. Karena adanya pemasukan air
baru ini bandeng terangsang untuk
menyongsong air baru sehingga berkumpul di sekitar pintu air atau di dalam
petak penangkapan.
Ketika ikan sudah memenuhi petak penangkapan, maka saringan pada
pintu petak penangkapan dipasang, agar ikan tidak dapat masuk kembali ke dalam
petak pembesaran. Ikan-ikan yang
bergerombol di petak penangkapan ini selanjutnya ditangkap menggunakan serokan,
jala atau jaring secara berulang-ulang.
Segera ikan yang tertangkap dimasukkan ke dalam tempat penampungan
sementara.
Panen dilakukan untuk
meringankan pekerjaan pada saat panen total, karena ikan yang dipanen
berkurang. Panen ini juga bermanfaat
untuk mendapatkan hasil tangkap yang berkualitas baik, karena ditangkap dalam
keadaan hidup, sehingga masa kesegaran ikan lama/tidak cepat busuk, bahkan bisa
diupayakan hidup hingga di tangan konsumen.
Pemanenan penjarangan tidak biasa dilakukan jika ikan yang dipelihara
tidak banyak atau hasil panen penjarangan terlalu sedikit, sehingga tanggung
untuk diangkut atau dijual.
PEMANENAN TOTAL
Pemanenan total
dilakukan melalui pengeringan tambak dan penangkapan seluruh ikan yang
ada. Pelaksanaannya dimulai dengan
pengeluaran air tambak, ketika air laut sedang surut, hingga air tambak hanya tersisa pada saluran
dasar. Setelah itu pada caren di bagian
ujung tambak di pasang sepasang wide atau krey.
Wide ini berfungsi untuk menggiring bandeng agar berkumpul dan
terkonsentrasi pada areal tertentu, sehingga mudah ditangkap. Wide yang satu
digerakkan ke arah kiri dan yang lainnnya ke arah kanan, semuanya mengarah ke
tempat penangkapan, yaitu di bagian caren yang berada di depan pintu air.
Selagi wide ini
digerakkan ikan bandeng dan ikan rucah (terutama udang liar dan ikan-ikan yang
lemah/mati) yang berkumpul sekitar wide sudah mulai ditangkap. Alat yang digunakan berupa serokan, atau
dengan tangan langsung. Oleh karena itu
harus ada orang yang bertugas menangkap ikan, selain yang menggerakkan
wide. Penangkapan yang lebih intensif
dilakukan ketika kumpulan ikan sudah terkonsentrasi di sekitar pintu air.
Ikan yang tertangkap
dikumpulkan dalam satu tempat. Ikan
harus diupayakan agar segera mati, tidak membiarkannya melompat-lompat, agar
fisik ikan tidak rusak dan kesegaran ikan lama.
Pada pemanenan total biasanya semua jenis ikan bercampur dan diseliputi
lumpur. Lumpur ini segera dibersihkan
dan jenis ikan disortir. Satu jenis ikan
dikumpulkan terpisah dari jenis lainnya.
Kegiatan akhir dari
pemanenan adalah mengecek hasil panen, yaitu dengan menimbang dan menghitung
jumlah bandeng yang berhasil dipanen.
Dengan menggunakan data sewaktu kita menebar nener dan data sewaktu
panen, kita bisa mengetahui berapa produksi, kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan bandeng untuk tiap kali
panen, yaitu :
Produksi kotor = Bt
kg/musim
Produksi bersih
= Bt
– B0 kg/musim
Kelangsungan
hidup = (N/N0 )x100%
Pertumbuhan =
(Wt-W0)/t
Keterangan :
Bt = Berat total ikan saat panen (kg)
B0 = Berat ikan saat tebar (Kg)
Nt = Jumlah
ikan yang dapat dipanen panen (ekor)
N0 = Jumlah ikan saat tebar (ekor)
Wt = Berat rata-rata seekor ikan saat panen (gram)
W0 = berat rata-rata seekor ikan saat tebar (gram)
t = Lama pemeliharaan (hari)
|
SUMBER:
Alipuddin M.,
2003. Modul Pemanenan dan Pengangkutan
Ikan Bandeng. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.
Ahmad, T dkk. 1998.
Budidaya Bandeng Secara Intensif. Penebar Swadaya. Jakarta.
Balai Budidaya Air
Payau, Jepara. 1984. Pedoman Budidaya Tambak. Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen
Pertanian. Jepara.
Brackiswater
Aquaculture Development and Training Project. 1980. Fisheries Extension Officers Training Manual.
FAO-UNDP-BFAR Rep. Philippines. Quezon
City.
Soeseno,S. 1987.
Budidaya ikan dan udang dalam tambak. PT Gramedia. Jakarta.
Diedit,
disusun, serta dijadikan materi penyuluhan perikanan berbasis online
oleh
Rahmah, SP (Penyuluh Perikanan Madya)