Selasa, 19 November 2019

PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA PEMBESARAN IKAN BANDENG


Setelah nener ditebar di dalam tambak, sewaktu-waktu bisa terjadi perubahan lingkungan yang mengarah kepada keadaan yang merugikan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan.  Dalam pengelolaan kualitas air perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan perubahan lingkungan tadi.


PENGANGKATAN LUMPUR
Pada penyiapan tambak yang kurang sempurna, terutama dasar tambak kurang kering, klekap yang tumbuh biasanya kurang kuat melekat di dasar tambak, akibatnya pada saat siang hari ketika dasar mengandung gelembung-gelembung oksigen hasil fotosintesa, klekap terangkat naik ke permukaan air.  Klekap selanjutnya terapung-apung mengikuti arah angin dan mengumpul di dalah satu sisi atau sudut tambak.  Pada sore dan malam hari kembali klekap turun ke dasar.
Timbunan klekap akan diikuti dengan kematian klekap.  Proses pembusukan klekap dapat menurunkan oksigen dan menghasilkan gas-das beracun pada malam hari.  Untuk mengatasi masalah ini maka pada bagian tambak di mana timbunan klekap ini berada dilakukan pengerukan (pengangkatan) lumpur.
Pengangkatan lumpur juga dilakukan pada tambak yang di sepanjang sisinya terdapat saluran dasar (caren).  Tujuan kegiatan adalah untuk memperdalam saluran dasar yang selama masa pemeliharaan ikan mengalami pendangkalan.  Lumpur yang diangkat selanjutnya disimpan di sepanjang lereng pematang atau di atas pematang.  Dengan demikian pengangkatan lumpur ini bisa berfungsi pula memperbaiki pematang yang longsor.  Kegiatan pengangkatan lumpur seperti ini dikenal sebagai keduk teplok.  

PERGANTIAN AIR
Pergantian air dilakukan untuk mengatasi penurunan beberapa parameter kualitas air sekaligus, yaitu:

-       Penurunan oksigen dan peningkatan NH3 yang diakibatkan penumpukan sampah (organik), seperti plankton yang mati saat terjadi peledakan populasi.  Pergantian air akan membuang air yang miskin oksigen dan kaya amoniak dan menggantinya dengan air yang kualitasnya lebih baik.
-       Peningkatan dan penurunan salinitas.  Pada saat panas air tambak menguap menyebabkan salinitas tambak meningkat.  Sebaliknya ketika hujan turun, air tawar masuk ke dalam tambak diikuti dengan penurunan salinitas. Perubahan salinitas yang terlampau tinggi dapat mengganggu pertumbuhan bandeng.  Melalui penggantian air ini salinitas dijaga agar stabil
-       pH  air rendah. pH rendah yang disebabkan tambak dibangun di lahan asam dapat dikurangi dengan mengganti air tambak dengan air laut yang pHnya lebih tinggi. 
Penggantian air pada budidaya bandeng secara ekstensif juga dimaksudkan untuk memasukkan benih udang.  Mengingat keberadaan udang, yang biasa dipanen secara berkala, sangat menunjang penghasilan tambak.
Untuk mengganti air terlebih dahulu perlu mengetahui pola pasang surut air.  Masa penggantian air yang paling baik adalah pada saat pasang purnama yang terjadi setiap 28 hari sekali.  Pada saat itu kisaran pasang surut paling tinggi, sehingga volume air yang berganti besar.
Ketika pasang sedang surut saringan dipasang dan pintu air dibuka, sehingga air tambak keluar.  Air dibiarkan keluar hingga kedalaman air tinggal setengahnya.  Sebaliknya ketika sedang pasang naik air dibiarkan masuk dan setelah puncak pasang tercapai segera pintu air ditutup kembali. Pergantian air ini dilakukan berkali-kali pada hari lainnya.  Masa pergantian air adalah 5 hari setiap bulannya.  
Selain untuk memperbaiki kualitas air, pergantian air pada budidaya bandeng ekstensif, juga dimaksudkan untuk memasukkan benih udang bersama-sama dengan aliran air masuk.
PEMUPUKAN ULANG
Pemupukan susulan dimaksudkan untuk meningkatkan kesuburan air.  Secara visual penurunan kesuburan dapat dilihat dari warna air yang semakin jernih dan hamparan klekap berkurang.  Secara laboratoris pemupukan ulang harus dilakukan ketika kandungan N dibawah 5 mg/L,  P dibawah  25  mg/L dan K di bawah 1 ppm.
Pupuk yang biasa digunakan adalah ammonium nitrat atau urea untuk unsur N, TSP untuk unsur P, dan KCl untuk unsur K, serta dedak sebagai pupuk organik.

PENGENDALIAN BIOTA
Biota lain yang ada di tambak adalah hama. Pada saat persiapan telah dilakukan upaya-upaya pemberantasan hama, pada saat berlangsungnya pemeliharaan kerap dijumpai pula yang hama yang masih terdapat di dalam air.  Hama ini umumnya berupa ikan ikutan, yakni ikan dan udang yang masuk ke dalam tambak bersamaan dengan masuknya air sungai.  Ketika masuk, ikan ini masih kecil, bahkan sebagian berupa telur, kemudian tumbuh dan akhirnya menjadi pesaing bandeng dalam mendapatkan makanan, bahkan bisa jadi predator.  Pesaing ikan bandeng antara lain adalah udang, ikan mujair, siput dan belanak, sedangkan yang bersifat predator adalah kakap
Penangkapan terhadap hama udang dilakukan dengan menggunakan bubu yang dinamakan prayang.  Alat ini dipasang pada sore hari.  Untuk merangsang agar udang masuk ke alam bubu, maka ke dalam alat ini dimasukkan umpan yang berupa pakan udang dan lentera.
Untuk memberantas mujair dapat menggunakan rotenon yang di lakukan selektif di daerah dimana ikan ini biasa memijah.  Daerah ini dibatasi dengan jaring.  Kemudian rotenon disebarkan.  Ikan bandeng yang terpengaruh segera tangkap dan pindahkan ke tempat yang airnya segar.  Ikan-ikan hama sebaiknya ditangkapi selagi mabuk.  Penangkapan udang bermanfaat ganda.  Di satu pihak mengurangi pesaing makanan, tetapi di lain pihak dapat menambah penghasilan tambak, mengingat harganya cukup mahal.
PARAMETER FISIK AIR:
Salinitas
Salinitas atau kadar garam adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat di perairan dan menggambarkan padatan total di air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, bromida dan iodida dikonversi menjadi klorida dan semua bahan organik telah dioksidasi. Salinitas ini dinyatakan dalam satuan gram/kg air atau permil (0/00).
Nilai salinitas sangat menentukan jenis perairan tersebut, di alam dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1.   Perairan tawar, salinitas £ 0,50/00
2.   Perairan payau, salinitas >0,50/00 - 300/00
3.   Perairan laut, salinitas >300/00
Pada perairan payau dapat dikelompokkan lagi berdasarkan kisaran salinitas yang ada yaitu:
1.   Oligohalin, salinitas 0,50/00 - 3,00/00
2.   Mesohalin, salinitas>3,00/00 - 160/00
3.   Polyhalin, salinitas >16,00/00 - 300/00
Ikan bandeng sebagai ikan air laut dapat hidup  pada perairan yang mempunyai kisaran salinitas cukup lebar dan karena itu disebut urihalin (euryhaline).
Tetapi untuk  tumbuh dan berkembang secara optimal ikan bandeng membutuhkan salinitas sekitar 120/00 – 20 0/00. Dengan salinitas yang optimal, energi yang digunakan untuk mengatur keseimbangan osmotik dan penyesuaian  kepekatan cairan tubuh dengan air tambak cukup rendah sehingga sebagian besar energi asal makanan dapat digunakan untuk pertumbuhan.
Perubahan salinitas bisa terjadi sewaktu-waktu.  Ketika hujan lebat air tawar masuk ke dalam tambak.  Keadaan ini dapat menyebabkan penurunan salinitas.  Peningkatan salinitas terjadi dikala musim kemarau, pada saat penguapan air tinggi dan pergantian air terbatas.
Untuk memantau salinitas air tambak harus selalu dilakukan pengukuran. Alat yang digunakan untuk mengukur salinitas disebut dengan salinometer.

Suhu air
Suhu air sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan pertumbuhan organisme di dalam air, termasuk ikan. 

Secara umum peningkatan suhu hingga nilai tertentu diikuti dengan peningkatan pertumbuhan ikan.  Di atas nilai tersebut  pertumbuhan mulai terganggu, bahkan pada suhu tertentu ikan mati.
Suhu ini berkaitan dengan kelarutan gas di dalam air, khususnya oksigen. Pada keadaan  suhu air di dalam tambak tinggi maka kelarutan oksigen terlarut akan rendah.  Sebaliknya,  proses metabolisme organisme malah semakin cepat, yang berarti memerlukan oksigen makin tinggi.  Kisaran suhu yang optimal bagi ikan bandeng adalah 280C-300C.  Alat yang digunakan untuk mengukur suhu air adalah termometer.

Kecerahan
Kecerahan air tambak sangat bergantung kepada banyak sedikitnya partikel (anorganik)  tersuspensi atau kekeruhan dan kepadatan fitoplankton. Kecerahan menggambarkan transparansi perairan, dapat diukur dengan alat secchi disk. Nilai kecerahan (yang satuannya meter) sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran. serta ketelitian orang yang melakukan pengukuran. Pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah.
Warna air di dalam tambak mempengaruhi kecerahan, warna air ini diakibatkan oleh adanya plankton di air tambak. Zat bewarna yang terlarut pun dapat mempengaruhi kecerahan.
Nilai kecerahan yang baik untuk pertumbuhan ikan bandeng  di tambak pembesaran berkisar antara 25 cm-35 cm.

PARAMETER BIOLOGI:
Pemantauan parameter biologi air di dalam tambak ditujukan untuk mengetahui kepadatan pakan alami, pesaing dan predator ikan bandeng yang ada di dalam perairan tambak.  Pada budidaya bandeng secara ekstensif pakan utama bandeng adalah klekap dan plankton.  Selain itu ada pula lumut yang dimanfaatkan oleh bandeng ukuran di atas sejari
Klekap adalah kumpulan jasad renik  yang tumbuh di permukaan dasar tambak, diantaranya terdiri atas alga biru benthos, diatom, bakteri dan jasad renik hewani. Keberadaan klekap di tambak dapat dilihat dangan adanya lapisan menyerupai beludru di pelataran tambak.  Klekap tumbuh baik pada tambak yang dangkal.
Komposisi utama lumut yang tumbuh di tambak adalah ganggang hijau berfilamen, umumnya terdiri dari lumut sutera (Chaetomorpha) dan lumut perut ayam (Enteromorpha).  Keberadaan lumut diperlukan bagi ikan bandeng ukuran sejari ke atas (di atas gelondongan), tetapi bagi nener dihindari karena dapat menjerat nener.
Plankton adalah jasad renik yang melayang di dalam kolom air mengikuti gerakan air.  Plankton dapat dikelompokkan menjadi  dua macam yaitu :
1.   fitoplankton, jasad nabati yang dapat melakukan fotosintesis karena mengandung klorofil; terdiri dari satu sel atau banyak sel.
2.   zooplankton, jasad hewani yang tidak dapat melakukan fotosintesis; zoo-plankton memakan fitoplankton
     Baik buruknya pertumbuhan jasat fito di dalam tambak pembesaran ditentukan oleh baik buruknya persiapan tambak. Adanya pemupukan tanah dasar akan menyebabkan dasar subur sehingga tanaman air khususnya alga biru dapat tumbuh dengan baik. Kesuburan akan menurun seiring dengan perjalanan waktu karena semakin terpakainya zat hara yang dimasukkan pada awal (persiapan) pemeliharaan. Oleh karena itu kesuburan  air tambak ini sebaiknya dipantau pula agar dapat diketahui kapan waktu yang tepat untuk dilakukan pemupukan ulang.             
Untuk mengetahui jenis alga yang tumbuh di tambak dengan mudah, dapat dipedomani warna air yaitu :
1.   Warna hijau kebiruan menandakan bahwa, di dalam tambak banyak tumbuh alga biru (ganggang biru mengandung klorofil dan fikosantin)
2.   Warna hijau rumput menandakan bahwa di dalam tambak banyak tumbuh alga hijau (alga hijau mengandung klorofil).
3.   Warna coklat menandakan bahwa di dalam tambak banyak tumbuh diatom yang mengandung unsur silikat.
Tingkat kepadatan plankton dapat dilihat dari kecerahan air menggunakan pinggan secchi  (secchi disk).  Jika kecerahan bernilai di atas 35 cm, pertumbuhan plankton buruk, artinya kesuburan tambak harus ditingkatkan lewat pemupukan ulang.  Sebaliknya jika nilainya di bawah 25 cm populasi plankton terlalu padat dan ini berbahaya bagi kehidupan bandeng dan udang.  Dengan demikian kecerahan yang baik berkisar 25-35 cm.  Plankton tumbuh dominan pada tambak yang dalam (kedalaman air di atas 50 cm). Selain organisma pakan ikan, hama pun dapat tumbuh sejalan dengan bertambahnya masa pemeliharaan bandeng.  Hama antara lain ikan, siput dan kepiting. umumnya hama masuk ke dalam tambak bersamaan dengan masuknya air dari sungai.
SUMBER:
Alipuddin M., 2003.  Modul Pengelolaan Kualitas  Air Tambak pada Pembesaran Ikan Bandeng. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.
Kordi K., G.H. 1997. Budi daya kepiting dan ikan bandeng di tambak sistem polikultur. Dahara Prize, Jakarta
Martosudarmo, B. dan B. S. Ranoemihardjo. 1992. Rekayasa Tambak. Penebar Swadaya, Jakarta.
Murtidjo, B.A. 1989.  Tambak air payau: budidaya udang dan bandeng. Kanisius, Yogyakarta.
Soeseno, S. 1987. Budidaya ikan dan udang dalam tambak. PT.Gramedia. Jakarta.

Diedit, disusun, serta dijadikan materi penyuluhan perikanan berbasis online
oleh Rahmah, SP (Penyuluh Perikanan Madya)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar