Senin, 28 Januari 2019

TEKNIK BUDIDAYA IKAN GURAME


PENDAHULUAN
Gurame merupakan salah satu komoditas perikanan tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan oleh para pembudidaya. Keunggulan ikan gurame dikalngan para pembudidaya gurame adalah ikan ini dapat berbiak secra alami, mudah dipelihara karena bersifat pemakan segalanya, dan dapat hidup di air tergenang.
Permintaan ikan gurame dari tahun ke tahunnya terus meningkkat baik dalam bentuk benih maupun dalam bentuk ukuran konsumsi. Sebagai contoh kecil, pada tahun 2001 kebutuhan benih gurame umur 12 hari di Tasikmalaya mencapai 500.000 – 1.000.000 ekor/bulan (Khairuman, 2003).
Dengan melihat data di atas, maka untuk meningkatkan produksi ikan gurame agar dapat memenuhi permintaan yang terus meningkat, maka yang harus diperhatikan salah satunya adalah mengenai kesehatan ikan, karena salah satu penghambat dalam proses peningkatan produksi adalah hama dan penyakit, bahkan ada pendapat bahwa apabila ikan sehat maka produksi akan meningkat.

DESKRIPSI IKAN GURAME
Dalam daftar klasifikasi, Gurame termasuk dalam bangsa Labirinthici dan suku Anabantidae. Klasifikasi Gurame secra lengkap adalah sebagai berikut :
à     Filum                   : Chordata
à     Subfilum             : Vertebrata
à     Kelas                   : Pisces
à     Ordo                    : Labyrinthici
à     Famili                  : Anabantidae
à     Genus                  : Osphronemus
à     Spesies                                : Osphronemus gouramy, Lac
Gurame mempunyai bentuk badan agak panjang, pipih, dan tertutup sisik yang berukuran  besar, terlihat kasar, serta kuat. Punggungnya tinggi dan mempunyai sirip perut dengan jari-jari yag sudah berubah menjadi alat peraba.
Bagian kepala Gurame ujda berbentuk lancip, dan akan menjadi tumpul bila sudah besar.Ikan Gurame memiliki mulut yang kecil, dengan bibir bawah menonjol sedikt dibandingkan bibir atas dan dapat disembulkan.
Badan Gurame pada umumnya berwarna biru kehitaman dan bagian perut berwarna putih.Jari-jari pertama sirip erut merupakan benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba.Ujung sirip punggung dan sirip dubur dapat mencapai pangkal ekor.Sirip ekor berbentuk busur, pada dasar sirip dada pada Gurame betina terdapat tanda berupa sebuah lingkaran hitam.
Ikan gurame merupakan ikan asli perairan Indonesia. Meskipun demikian, ada juga literature yang menyebutkan bahawa Gurame merupakan ikan asli perairan Asia Tenggara. Hal ini dengan ditemukannya ikan ini selain di Indonesia, yakni di perairan Thailand dan Malayasia.
Dari literature disebutkan bahwa tahun 1808 ikan ini sudah ditulis orang. Dalam  itu, ikan Gurame berasal dari kepulauan sunda besar, selanjutnya disebarkan ke pulau lainnya, yakni ke Tornado di sulawesi utara, ke Madura dan ke Filipina yaitu sekitar tahun 1916 bahkan gurame juga telah menyebar ke arah utara seperti sri Langka, India, dan Cina.
Di Indonesia, ikan Gurame banyak ditemukan di pulau sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Di alamnya, ikan Gurame merujpakan penghuni asli perairan yang tenang, seperti rawa, danau, situ, atau perairan tergenang lainnya.

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN GURAME
Pemilihan Induk
Untuk menghasilkan benih yang berkualitas, induk Gurame harus berasal dari populasi Gurame yang sehat, tidak cacat, bergerak aktif atau lincah. Untuk membedakan induk Gurame jantan dan betina, dapat dikenali dari cirri-ciri fisik seperti berikut ini:
CIRI-CIRI FISIK
JANTAN
BETINA
Ukuran tubuh
Dahi
Dagu
Tutup insang
Dasar sirip dada
Bentuk perut
Ujung sirip ekor
Besar
Menonjol
Maju
Kekuningan
Agak terang
Kempis
Rata
Kecil
Rata
Normal (Rata)
Putih cokelat
Lebih gelap
Berisi
Membulat

Persiapan Kolam Pemijahan
Sebelum digunakan, kolam pemijahan sebaiknya sebaiknya dipersiapkan terlebih dulu sebaik mungkin. Persiapan kolam meliputi :
1.  Pengeringan Kolam
Pengeringan kolam pemijahan dilakukan selama 2-3 hari. Tujuan dari pengeringan kolam adalah untuk membunuh hama dan sumber penyakit serta menghilangkan nitrit yang berada di dasar kolam serta untuk memberikan suasana baru yaitu tanah yang sudah dikeringkan akan menimbulkan bau khas pada saat diisi air yang akan merangsang Gurame untuk memijah. Setelah kolam dikeringkan, kolam tersebut siap diisi air denga kualitasyang baik yaitu tidak berwarna, jernih, tidak berwarna dan terbebas dari hama dan bibit penyakit.
2.  Pemasangan Sarang
Kolam pemijahan yang telah terisi air, kemudian dibiarkan minimum 4 hari.Selama itu, dilakukan pemasangan kerangka sarang yang berupa sosog sebagai tempat untuk meletakan bahan pembentuk sarang.Kerangka sarang diletakan di tengah dan di pingir-pinggir kolam.Sedangkan bahan pembentuk sarang yang berupa ijuk diletakan di kolam sebelum induk dimasukan ke kolam.
Bahan sarang diletakan di tengah atau di pinggir-pinggir kolam. Semakin banyak bahan pembentuk sarang maka akan semakin baik.

Penebaran Induk
Induk Gurame yang telah matang gonad dan siap untuk memijah dapat segera dipindahkan ke kolam pemijahan.Pemindahan induk harus dilakukan secar hati-hatiagar induk tidak stress.
Penebaran induk sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Perbandingan antara induk jantan dan betina yang akan dipijahkan yaitu 1:3 (satu jantan dan tiga betina.

Pemijahan
Seminggu setelah dilepaskan ke kolam pemijahan, induk jantan sudah selesai menyiapkan satu sarang. Setelah itu induk jantan akan mondar-mandir yang bertujuan untuk menarik perhatian induk betina.
Proses pemijahan ini terjadi di depan mulut sarang dan umumnya terjadi sekitar dua hari setelah sarang dibuat. Sementara itu, proses pembuahan akan berlangsung di dalam sarang. Selam proses pemijahan ini tercium bau amis diserati munculnya bintik-bintik dipermukaan air sekitar sarang. Hal ini menunjukan bahwa proses pemijahan telah berhasil.

Penetasan Telur
Setelah proses pemijahan berlangsung telur ikan gurame akan menetas sekitar 30-36 jam. Penetasn telur ikan gurame bisa dilakukan di akuarium atau bak, di kolam pemijahan, pemijahan di sawah dan lain-lain.
Pemeliharaan Benih
Benih Gurame dapat dielihara di aquarium, bak kayu yang dilapisi plastic, bak tembok atau ditebar langsung ke kolam pendederan.Pemeliharaan benih pada wadah terkomtrol harus dilengkapi dengan aerasi untuk suplai oksigen dan terhindar kontak langsung dengan hujan.
Pakan awal berupa cacing rambut, Daphnia sp, Moina sp, atau sumber protein lainnya.Bahan-bahan nabati dapat mulai diberikan setelah larva berumur 36-40 hari.Sedangkan pakan buatan (pelet) dapat diberikan dengan menyesuaikan bukaan mulutnya.
Lama pemeliharaan dan benih yang dihasilkan antara lain : benih berumur 40 hari dapat mencapai ukuran 1-2 cm (setara ukuran kuku). Benih berumur 80 hari dapat mencapai ukuran 2-4 cm (setara ukuran jempol). Benih berumur 120 hari dapat mencapai ukuran 4-6 cm (setar ukuran silet). Dan benih berumur 16 hari dapt mencapi ukuran 6-8 cm (setar ukuran korek api di masyarakat).  

PENYAKIT IKAN GURAME
Masalah hama dan penyakit pada budidaya ikan Gurame merupakn kendala yang serius, karena dapat menyebabkan tingkat kematian yang tinggi  yang nantinya akan mengakibatkan produksi ikan Gurame akan menurun, terutama pada fase benih.
Berikut ini adalah tabel beberapa penyakit yang sering menyerang ikan gurame dan cara pengendaliannya :

NO

PENYAKIT
GEJALA-GEJALA
PENGANGGULANGAN
KIMIAWI
TREATMEN ALAMI
1.
Ichtyopthirius multifiliis
Penyakit White Spot
§ Banyak mengeluarkan lendir
§ Terlihat bintik putih pada sirip/ kulit/ insang
§ Sering terdapat pada permukaan air
Perendaman
§ dalam NaCl 25 % 10-15 menit
§ formalin 25mg/L ditambah malachite green 0,2 mg selama 24 jam
Menggunakan Lengkuas dengan dosis 1 gr/l air 
2.
Gyrodactylus Sp, dan Dactylogyrus sp
Borok Ikan
 
 
§ Nafsu makan ikan berkurang
§ Banyak lendir pada bagian kulit luar
§ Kulit/ badan mengeluarkan darah
§ Ikan seringberenang ke permukaan air dan tubuhnya sering molompat-lompat
Perendaman dalam
§ Formalin 2,5 ml  dalam 10 menit.
§ NH4Cl 25 gram = 1 lt ±15 menit
menggunkan kunyit dengan dosis 1 gr/l air








NO

PENYAKIT
GEJALA-GEJALA
PENGANGGULANGAN
KIMIAWI
TREATMEN ALAMI
3.
Aeromonas hydrophila
Bercak Merah
§ Tedapat luka infeksi di bagian tubuh
§ Sisik terkuak
§ Perut busung, lemah
§ Sering berada di permukaan air atau dasar kolam
§ Napasnya mengap-mengap
Perendamn dalan larutan
§ Oxytetracycline 2-5 mg/L selama 24 jam yang dilakukan 3 kali berturut-turut
§ Malachite green oxalate 0,5 mg/L selama 1 jam.
Menggunakan daun miana dengan dosis 10 lembar/100 liter air
4.
Argulus sp (kutu ikan)
§ Pada kulit dan insang tampak adanya kutu yang menempel kuat
§ Terjadi pendarahan pada bekas gigitan
Perendaman dalam garam dapur sebanyak 10-15 kg/m3 atau 10-15 g/L.
Menggunakan  mahkota dewa dengan dosis 50 iris/3 gelas air (600 cc)

5
Trcodina sp
§ ikan terlihat lemah
§ warna tubuh pucat
§ terdapat luka pada disertai infeksi sekunder
§ ikan sering menggosokan tubuhnya pad substrat, dinding atau dasar kolam.
Perendaman
§ Formalin sebanyak 40 mg/L.
Diberikan ekstrak daun sambiloto
6
Saprolegina dan Achlya
§ Adanya benag-benang krem dan bergumpal menyerupai kapas pada tubuhnya.
Perendaman
§ Menggunakan garam dapur sebanyak 400 gr/m3 atau 20 mg/L selama 1 jam.
§ Malachite green oxalate dengan dosis 0,1-0,5 mg/L selama 12-24 jam
Menggunakan daun sirih dengan dosis 10 lembar/l air

DAFTAR PUSTAKA
Gunawan A. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Gurame Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Harmanto, Ning. Menggempur Penyakit Hewan Kesayangan dengan Mahkota Dewa, Jakarta : Penebar Swadaya, 2004.
Jangkaru, Z. Memacu Pertumbuhan Gurame, Jakarta : Penebar Swadaya, 2003.
Khairuman dan Khairul Amri. Pembenihan dan Pembesaran Gurame Secar Intensif, Jakarta : Agromedia Pustaka, 2003.
Sendjaja, Julius Tirta. Usaha Pembenihan Gurame, Jakarta : Penerbit Swadaya,2002.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar