PENDAHULUAN
Sepat mutiara
adalah salah satu ikan hias air tawar yang dapat dipijahkan di dalam
aquarium. Ikan ini tergolong ikan yang
memijah pada sarang busa yang dibangun oleh induk jantan.
Sama halnya
dengan ikan air tawar yang lain, dalam budidaya sepat mutiara selalu ada
hambatan-hambatan yang tidak diduga-duga kedatangannya. Hambatan yang dapat menyebabkan kerugian
dalam usaha budidaya ikan ini, terjadinya infeksi penyakit pada ikan
peliharaan. Untuk mengantisipasi terjadinya serangan penyakit pada sepat
mutiara, tulisan ini akan membahas
secara sederhana tentang langkah-langkah pencegahan dan pengobatan penyakit
pada sepat mutiara, dan juga cara pemijahannya.
Dengan
dilakukannya pencegahan dan pengobatan penyakit ini, diharapkan produksi ikan
Sepat mutiara dapat ditingkatkan yang pada akhirnya pendapatan petani
pembudidaya sepat mutiara dapat meningkat pula.
MENGENAL SEPAT MUTIARA
Sistematika
Sepat Mutiara
-
Ordo : Percomorphoidei
-
Sub
ordo : Anabantoidea
- Famili : Anabantidae
- Genus :
Trichogaster
- Spesies : Trichogaster
leeri
Penyebaran dan Morfologi
Penyebaran ikan
ini meliputi wilayah Sumatra, Kalimantan, Malaya sampai Siam. Ikan ini juga mempunyai ciri-ciri badan yang
memanjang dengan potongan pipih ke samping (Compressed), mulut kecil dan moncong
meruncing. Sirip dubur (anal) sangat
panjang seperti benang, sirip perut lebar dengan jari-jari sebelah belakang
menonjol ke luar.
Jenis ini
mempunyai warna dasar badan sawo matang dengan sisi badannya berwarna lebih
pucat yang dihiasi bintik-bintik berwarna kelabu, terkadang berwarna kehijauan
seperti mutiara di seluruh tubuhnya.
Beberapa bagian
dari sirip anal berwarna merah dan sisi badannya terpotong horizontal oleh
garis hitam yang memanjang mulai dari mulut hingga pertengahan batang ekor dan
satu bintik hitam di akhir garis tersebut.
Sepat mutiara
dapat mencapai ukuran 12,5 cm dan sudah bisa dipijahkan setelah berukuran 10
cm. Ikan ini tergolong ikan yang memijah
pada sarang busa yang dibangun oleh induk jantan. Sepat jenis ini dapat dijumpai pada perairan
yang kecil, genangan air yang tenang, dan rawa-rawa.
PEMBENIHAN SEPAT MUTIARA
Tempat Pemijahan
Ikan sepat
mutiara tergolong ikan yang mudah dipijahkan, asalkan lingkungannya
memadai. Untuk itu, dapat digunakan
aquarium dengan ukuran 50×30×30 cm. Pada
aquarium dibuat beberapa tempat yang gelap sebagai tempat persembunyian dan
juga sebagai tempat memijah. Untuk
membuat bagian-bagian yang gelap pada aquarium, dapat diberi enceng gondok yang
berakar rimbun pada aquarium.
Untuk kebutuhan
air, dapat digunakan air sumur dan air bersih lainnya, yang sebelumnya
diendapkan sehari semalam. Suhu air
diusahakan 27 – 28 0C dan PH 6 – 7, serta dasar aquarium diberi
pasir bersih.
Memilih Induk
Induk jantan
mempunyai sirip punggung yang panjang dan lancip serta dilengkapi dengan hiasan
warna merah pada leher dan perut. Warna
merah ini akan semakin menyala pada saat ikan ini birahi. Sedangkan ikan betina mempunyai sirip bulat
dan pendek.
Induk sepat
mutiara sebaiknya berumur lebih dari 7 bulan dengan ukuran minimal 7,5 cm. Untuk persyaratan, induk yang dipilih harus
sehat, tidak cacat serta gerakannya lincah.
Induk jantan dan betina untuk sementara dipisah pemeliharaannya, dan
selama pemeliharaan diberi makan jentik nyamuk.
Pemijahan
Setelah aquarium
selesai disiapkan, ikan sepat mutiara sudah bisa dipijahkan. Induk jantan dan betina dimasukkan secara
berpasangan di dalm aquarium pemijahan.
Setelah beradaptasi induk jantan langsung membuat sarang busa dan tidak
mau didekati oleh pasangannya. Sarang
busa yang dibuat tidak terlalu tebal dan luasnya ± 15 – 20 cm.
Setelah selesai
pembuatan sarang busa, induk jantan langsung menghampiri induk betina, dan
langsung memijah di bawah sarang busanya.
Induk betina dapat menghasilkan telur ± 1.000 butir telur. Setelah telur habis dikeluarkan, induk betina
langsung diangkat dari telurnya.
Induk jantan
dibiarkan tetap berada bersama telurnya, dia akan menghampiri sarang busa dan
merusak sarang busa yang telah dipakai memijah dengan cara menyemprotkan pasir
yang dipungut dari dasar tempat pemijahan.
Telur-telur yang tidak terbuahi, akan rontok dan mengendap di dasar
aquarium. Proses ini sangat membantu
fekunditas telur lainnya, karena telur-telur yang tidak terbuahi tidak membusuk
dan tidak menjadi sarana tumbuhnya jamur yang dapat merusak telur-telur yang
lain. Hal ini dapat memperkecil serangan
jamur, karena media tumbuhnya tidak ada.
Telur akan
menetas 2 – 3 hari setelah pembuahan, dan kuning telur akan habis setelah 4
hari. Pada saat ini harus disediakan
makanan yang sesuai dengan bukaan mulut benih, biasanya Infusoria. Benih dipelihara
± 2 minggu, selanjutnya sudah bisa dipindah ke tempat pembesaran. Pada saat kuning telur sudah habis, induk
jantan sudah bisa dipindah ke tempat lain.
PENANGANAN PENYAKIT PADA SEPAT MUTIARA
Penyakit yang
menyerang sepat mutiara, tidak jauh berbeda dengan penyakit yang menyerang ikan
lainnya. Penyakit dapat ditimbulkan oleh
serangan parasit (virus, jamur, bakteri, protozoa dan bangsa udang renik),
selain itu dapat juga disebabkan oleh kualitas air dan pakan yang buruk. Namun, penyakit yang sering menyerang sepat
mutiara adalah parasit golongan bakteri, cacing, jamur.
Untuk
menghindari terjadinya serangan penyakit, perlu dilakukan pencegahan sebelum
terjadi dan pengobatan apabila ikan sudah menunjukkan tanda-tanda terserang
penyakit, serta pemusnahan seluruh ikan apabila serangan penyakit tidak bisa
diatasi lagi.
Pencegahan Serangan Penyakit
Untuk mencegah
serangan penyakit dalam usaha budidaya Ikan Sepat mutiara dapat dilakukan dengan
beberapa cara, diantaranya : dekontaminasi peralatan, dekontaminasi aquarium,
dan dekontaminasi ikan itu sendiri.
A. Dekontaminasi Peralatan
Semua peralatan
yang akan dan telah digunakan harus dibersihkan, supaya kuman-kuman yang
menempel pada peralatan tersebut mati dan ikan tidak terserang oleh kuman
tersebut.
Dekontaminasi peralatan dapat dilakukan dengan cara
merendam semua peralatan ke dalam larutan PK dosis rendah (3 – 20 mg/l) selama
30 menit.
B. Dekontaminasi Aquarium
Aquarium yang akan digunakan untuk pemeliharaan dan
pemijahan dibersihkan terlebih dahulu.
Pembersihan aquarium dapat dilakukan dengan cara pencucian dan
penjemuran aquarium. Selain itu dapat
digunakan obat kimia Kalium Permagnat (PK) 20 mg/l dengan cara merendam
aquarium dengan larutan tersebut, kemudian dijemur.
C. Dekontaminasi ikan
Ikan juga perlu diberi perlakuan agar tidak menjadi
penyebab timbulnya wabah penyakit.
Dekontaminasi ikan dilakukan dengan teknik karantina ikan dengan cara
memelihara ikan dalam wadah khusus selama waktu tertentu. Dengan cara ini dapat diketahui apakah ikan
terkena serangan penyakit atau tidak dan segera diambil langkah pengamanannya.
Ikan juga dapat diberi imunisasi dan vaksinasi. Pemberian imunisasi dan vaksinasi dapat
meningkatkan kekebalan tubuh ikan terhadap infeksi penyakit. Pemberiannya dengan cara penyuntikan dan
pelapisan dengan pakan.
Penanganan Ikan yang Sakit
A. Identifikasi Penyakit
Secara umum, sepat mutiara yang terinfeksi penyakit
menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut :
Gejala
|
Diagnosis penyakit
|
1. Rontok sirip
2. Sisik kasar
3. Serabut pada kulit
4. Pendarahan pada tubuh
|
a. Parasit Gyrodactylus sp.
b. Bakteri Flexybacter
a. infeksi bakteri
a. Jamur Saprolegnia sp.
a. Infeksi Bakteri
b. Infeksi trichodina spp.
|
Penyakit yang disebabkan oleh senyawa beracun di dalam
air umumnya sulit untuk diidentifikasi, sebab efek dari senyawa beracun ini
terhadap ikan relatif cepat, tetapi dapat langsung diambil tindakan untuk
mengatasinya.
B. Penggantian Air dan pencucian
Aquarium
Langkah ini merupakan salah-satu cara untuk mengatasi
serangan penyakit yang disebabkan oleh senyawa beracun atau kualitas air
aquarium yang kurang memadai.
Ikan yang ada secepatnya dipindah ke tempat yang lain
yang tidak mengandung senyawa beracun.
Untuk aquariun yang telah dicuci, kemudian dijemur untuk lebih
memastikan bahwa aquarium telah steril.
C. Pengobatan ikan yang Terinfeksi
Penyakit
Tabel 1. Pengobatan ikan yang Terinfeksi Penyakit
Penyakit
|
Pengobatan
|
|
Kimia
|
Alami
|
|
Gyrodacylus sp.
|
Ikan dapat direndam dalam larutan
Methylene blue (1 gr/100 cm3 air), larutan garam 2,5 persen selama
10 – 15 menit.
|
Dapat digunakan kulit akar Mengkudu
(Morinda citrifolia L.). Kulit akar ini mengandung unsur kimia
Soranjidiol yang dapat berkhasiat sebagai obat cacing.
|
Bakteri Flexybacter
|
Larutan Copper sulfat (CuSO4) 500
ppm atau PK 2 – 4 ppm selama 1 – 2 menit.
|
Digunakan rimpang kencur yang
diambil ekstraknya. Rimpang kencur ini
mengandung unsur kimia yang beragan, diantaranya adalah Alkohol.
|
Jamur Saprolegnia sp.
|
Bisa direndam dalam larutan
Malachite green 5 ppm selama 1 jam.
|
Ikan dan telur yang terserang jamur
ini bisa direndam dalam air yang telah dicampur dengan ekstrak lengkuas.
|
Trichodina spp.
|
Ikan yang terserang dapat direndam
dalam larutan garam (NHCl) 30 ppm selama 1 jam.
|
Ikan yang terinfeksi Trichodina
dapat diberi terafi dengan cara perendaman ikan ke dalam larutan ekstrak
Lengkuas.
|
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto E. dan Evi Liviawati” Pengendalian Hama
dan Penyakit Ikan”. Kanasius. Yogyakarta 2000.
Azmi
dan Syafei L.S,
2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Sepat Mutiara Sehat Produksi Meningkat”.
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Daelami, Deden
A.S ” Agar Ikan Sehat”. Penebar Swadaya. Jakarta 2001.
Lingga, P dan
Heru Susanto” Ikan Hias Air Tawar”. Penebar Swadaya. Jakarta 1989.
Wijayakusuma, Hembing. H.M, Setiawan Dalimarta dan A.S. Wrian” Tanaman
Berkhasiat Obat di Indonesia”. Pustaka Kartini. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar