DESKRIPSI
IKAN
Sistematika ikan Tambakan adalah
sebagai berikut :
-
Species : Helostoma temmicki
-
Genus : Helostoma
-
FamIli : Anabantidae
- Sub ordo :
Anabantioidae
-
Ordo : Labyrinthici
|
Dikalangan para pembudidaya ikan Tambakan Jawa
Barat dikenal 2 ras ikan Tambakan, yaitu :
1.
Tambakan Kanyere
Benih
berwarna kekuning-kuningan, badan relatif lebih panjang, dua atau tiga sisik di
punggung atau di badan mengkilap, bintik mata agak kelabu, badan lebih keras. Jika
induk matang telur perut membengkak hanya dekat lubang genital saja. Berat
maksimal tambakan kanyere hanya bisa mencapai 200 gr/ekor.
2.
Tambakan Gibas
Benihnya berwarna kehijau-hijauan,
perut putih mengkilat dengan sisik yang berada di daerah punggung, berwarna
kehuijau-hijauan atau kebiru-biruan, mata jernih, badan buntek dan lebar namun
lembek. Induk betina yang sudah matang kelamin perutnya membengkak mulai dari
lubang genital sepanjang rongga perut.Berat tubuh bisa mencapai 500 gr/ekor
bahkan 1 kg.
Syarat Tumbuh Ikan Tambakan
Ikan Tambakan merupakan
ikan sungai dan rawa yang memakan phyto dan zooplankton dipermukaan air atau
dibagian tengah. Ikan ini biasanya dipelihara tidak lebih dari ketinggian 750 m
dpl, dan cocok pada suhu 25–30 0C. Ikan
ini tahan terhadap kondisi kadar oksigen rendah karena memiliki alat pernapasan
tambahan.
Kebiasaan Makan / Feeding Habits
Ikan Tambakan baik benih
maupun ikan dewasa menyukai plankton yang melayang–layang dipermukaan air. Oleh
karena itu, ikan ini menyukai daerah permukaan dan daerah pertengahan perairan.
Melihat kebiasaan mencari makan tidaklah sulit, maka untuk memberikan pakan
tambahan dapat memberikannya dedak, ampas tahu, bungkil, dan sisa-sisa dapur
maupun bahan makanan lainnya.
Kebiasaan Berkembang Biak
Ikan ini mulai berbiak
setelah berumur 12-18 bulan dan panjang total 20 cm. Ovarium yang telah siap biasanya berwarna
kuning dan penuh dengan pembuluh darah terutama bagian lateral sebelah dalam. Ikan
ini memijah sepanjng tahun tanpa adanya waktu yang khusus untuk memijah.
Frekwensi pembiakan dapat
terjadi setiap tiga bulan sekali jika tersedia makanan alami yang
mencukupi. Telur-telur akan menetas
dalam jangka waktu 24 jam setelah pembuahan dan benih/larvanya melekat dibawah
tumbuh-tumbuhan atau benda-benda yang mengapung. Biasanya benih-benih akan berlangsung selama
3-4 hari.
BUDIDAYA
IKAN TAMBAKAN
Untuk mendapatkan ikan tambakan yang berukuran konsumsi,
maka benih yang baru berumur 30 hari perlu dirawat dan di besarkan dalam
kolam.Sebelum kolam dipergunakan, kolam harus dikeringkan hingga dasar kolam
sedikit retak. Pengeringan ini bertujuan
untuk mematikan bibit penyakit dan hama misalnya gabus maupun mujahir. Kemudian tebarkan pupuk kandang (kotoran
ayam, kambing, kerbau, sapi) sebanyak 1 kuintal untuk luas kolam 100 m2 koam. Kemudian air dimasukan dengan terlebih dahulu
memasang saringan pada pintu pemasukan air untuk mencegah hama yang tidak
dikehendaki masuk bersama air. Pemasukan
air ini sebaiknya tidak terburu–buru
hingga penuh cukup sedalam 20 cm saja.
Ini sengaja dengan maksud agar pembusukan (penguraian) pupuk cepat
sehingga jika masih ada binatang yang
masuk ke dalam kolam akan mati.
Setelah lebih kurang 5 hari permukaan
air naikan hingga ketinggian yang dikehendaki, biasanya antara 40-70 cm. pada hari ke 7 atau ke 10 supaya lebih yakin
pembusukan telah berakhir maka ikan kolam tambakan yang berumur 30 hari
tersebut sudah dapat menempatinya yang sudah ditumbuhi oleh makanan alami.
Anak ikan yang telah berumur 1 bulan
dapat dibesarkan di kolam selama 40 hari untuk mendapatkan benih tambakan
sebesar 3-5 cm atau berat per ekornya 2 gr.
Benih-benih yang berukuran 3-5 cm (2
gr) dengan kepadatan 3.000 ekor per 100 m2 kolam, dapat dibesarkan lagi untuk
mendapatkan benih yang berukuran 5 gr/ekor hanya dalam jangka waktu 30
hari. Tentunya persiapan kolam seperti
sediakala lagi untuk menjaga makanan bagi benih.
Untuk mendapatkan ikan yang berukuran
komsumsii berukuran 50 gr setiap ekornya, maka ikan-ikan yang berukuran berat 5
gr harus dipelihara selama 60 hari lagi, dengan persiapan kolan seperti
waktu-waktu sebelumnya.
Makanan tambahan yang biasanya
diberikan yaitu dedak halus yang ditebarkan kepada seluruh permukaan kolam. Pemberian
pakan tambahan dapat diberikan pada pada pagi hari sekitar pukul 10.00 dan sore
hari pukul 17.00. Pemberian dedak ini
boleh berlebih dari yang dibutuhkan, karena walau tidak termakan nantinya akan
menjadi pupuk yang akan membantu pertumbuhan pakan alami ikan.
PEMBENIHAN
Ikan Tambakan merupakan ikan sungai
atau rawa yang cocok dipelihara di kolam yang sirkulasi airnya kurang lancar
atau miskin Oksigen. Ikan tambakan termasuk ikan yang mudah berkembang biak. Di
alam liar, dalam waktu kurang dari 15 bulan, populasi minimum mereka sudah bisa
bertambah hingga dua kali lipat populasi awalnya.
Reproduksi ikan tambakan sendiri
terjadi ketika periode musim kawinnya sudah tiba. di Thailand misalnya, musim kawin ikan
tambakan terjadi antara bulan Mei hingga Oktober Perkawinan antara kedua ikan
tambakan yang berbeda jenis kelamin terjadi di bawah tanaman air yang
mengapung.
Ikan tambakan betina selanjutnya akan
melepaskan telur-telurnya yang kemudian akan mengapung di antara tanaman air.
Tidak seperti anggota subordo Anabantoidei lainnya, ikan tambakan tidak membuat
sarang maupun menjaga anak-anaknya sehingga anak ikan tambakan yang baru
menetas sudah harus mandiri. Sehari
setelah pertama kali dilepaskan ke air, telur-telur tersebut akan menetas dan
setelah sekitar dua hari, anak-anak ikan tambakan sudah bisa berenang bebas.
Persiapan Pembenihan Ikan Tambakan
§
Siapkan kolam tanah atau aquarium sesuai jumlah ikan yang akan di
pijahkan dapat secara masal atau sendiri-sendiri
§
Siapkan tempat penetasan telur dengan memasukan beberapa tumbuhan air, guna untuk menempatkan telur-telur ikan
§
Perbandingan jantan : betina adalah 2:1.
Reproduksi budidaya Ikan
Tambakan
§
Waktu yang dibutuhkan untuk penetasan telur adalah 1 hari dan larva ikan
tambakan akan mulai terlihat pada hari kedua.
§
Wadah tersebut ditutup dengan plastik hitam Untuk menjaga ketenangan
induk selama proses pemjahan. Diatas wadah pemijahan selain ditutup dengan
plastik hitam, juga di tutup dengan triplek atau papan untuk menjaga agar induk
tidak melompat.
§
Proses pemijahan berlangsung pada malam hari, apabila induk telah
memijah akan ditandai dengan bau amis pada wadah pemijahan dan adanya minyak
pada permukaan air.
Pemeliharaan
Larva budidaya Ikan Tambakan
§
Larva ikan tambakan setelah menetas dipelihara diakuarium selama 5-7
hari.
§
Serok larva ikan, menggunakan seser kain halus
§
Pindahkan pada kolam yang sudah disediakan pakan alami
§
Pemberian pakan budidaya Ikan Tambakan
§
Setelah kuning telur pada ikan tambakan mulai habis berilah ikan dengan
pakan alami seperti kutu air, dan pakan alami lainnya, pemberian pakan dapat
dilakukan pada hari ke 4-5, sampai berumur 15 hari
§
Larva juga dapat diberi makan setelah kuning telurnya habis, yakni pada
hari kedua setelah menetas. Frekwensi pemberian makan sebanyak 3 kali sehari,
banyaknya kuning telur ayam yang diberikan adalah 1 butir telur untuk 100.000
larva.
§
Kemudian dilanjutkan dengan pemberian pakan buatan secara berkala
§
Pemberian pakan dilakukan pagi hari sebelum jam 9, dan sore hari setelah
jam 4.
DAFTAR
PUSTAKA
Daelami, D.
2002. Agar Ikan Sehat. Penebar Swadaya. Jakarta
Hardjamulia, A. 1978.Budidaya.Departemen
Pertanian Badan Pendidikan dan oenyuluhan Pertanian. SUPM Bogor
http://indonesia4fisheries.blogspot.com/2012/11/cara-budidaya-ikan-tambakan.html
http://www.alamikan.com/2014/05/cara-pembenihan-ikan-tambakan-helostoma.html
Kusumah, H. 1985. Penyakit dan Hama
Ikan.Departemen Pertanian Badan pendidikan, Latihan dan penyuluh Pertanian.
SUPM Bogor
Susanto, H.
1990. Budidaya Ikan di
Pekarangan. Peenebar Swadaya. Jakarta
Yusmaningsih J. dan Syafei L.S, 2005. Buku
Seri Kesehatan Ikan “Ikan Tambakan Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian,
Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar