Sabtu, 31 Maret 2018

PEMBENIHAN IKAN LELE DUMBO


I.  PENDAHULUAN
Salah  satu  komoditas  perikanan yang cukup populer di masyarakat adalah lele dumbo (clarias gariepinus).  Ikan ini  berasal  dari   benua  Afrika  dan   pertama kali didatangkan  ke  Indonesia  pada  tahun 1984. Karena memiliki berbagai kelebihan menyebabkan, lele dumbo termasuk ikan yang paling  mudah  diterima  masyarakat Kelebihan   tersebut   diantamya   adalah pertumbuhannya      cepat,      memiliki kemampuan    beradaptasi    terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya enak dan kandungan giz.inya cukup tinggi. Maka tak heran,  apabila  minat  masyarakat  untuk membudidayakan lele dumbo sangat besar.

II.  SISTEMATIKA
Philum Chordata, Kelas Pisces, Anak Kelas Teleostei, Bangsa Ostariophysi, Anak Bangsa Siluridae, Suku Claridae, Marga Clarias dan Jenis Clarias gariepinus
Bentuk  tubuh  memanjang, agak bulat,   kepala   gepeng,   tidak   bersisik mempunyai 4 pasang kumis, mulut besar, warna kelabu sampai hitam. Lele dumbo banyak ditemukan di rawa-rawa dan sungai di  Afrika,   terutama  di  dataran  rendah sampai sedikit payau. Ikan ini mempunyai alat  pernapasan  tambahan  yang  disebut aborescent, sehingga mampu hidup dalam air yang oksigennya rendah.
Lele    dumbo    termasuk     ikan karnivora,  narr.un  pada  usia  benih  lebih bersifat omnivora.  Induk lele dumbo sudah dapat dipijahkan  setelah  berumur 2 tahun dan dapat memijah  sepanjang  tahun.  Ciri-ciri    induk      lele      dumbo       betina      dan      jantan adalah sebagai berikut :
-        Induk  betina : tubuh  lebih  pendek, mempunyai dua buah lubang kelamin yang bentuknya bulat.
-        Induk jantan : tubuh  lebih  panjang, mempunyai satu buah lubang kelamin yang bentuknya memanjang.




III.  PEMBENIHAN
Saat  ini  lele  dumbo  dapat dipijahkan    secara    alami.    Namun demikian  banyak  orang  lebih  suka memijahkan   dengan   cara   buatan (disuntik) karena penjadwalan produksi dapat dilakukan lebih tepat.

A.  Pematangan Gonad
Pematangan gonad dilakukan di kolam seluas 50 s/d 200 m2 dengan kepadatan 2 s/d 4kg/ m2. Setiap hari diberi  pakan  tambahan  berupa  pellet sebanyak  3%  per  hari  dari  berat tubuhnya.

B.  Seleksi Induk
-        Seleksi  bertujuan  untuk  mengetahui tingkat kematangan induk yang akan dipijahkan.
-        Induk betina ditandai dengan perutnya yang  buncit  dan  kadang-kadang apabila dipijit ke arah lubang kelamin, keluar  telur  yang  warnanya  kuning tua.
-        Induk jantan  ditandai  dengan  warna tubuh   dan    alat   kelaminnya    agak kemerahan.

C.  Pemberokan
-        Pemberokan  dilakukan  dalam  bak seluas  4 s/d 6 m2   dan   tinggi  1  m, selama    1 s/d 2 hari.
-        Pemberokan     bertujuan     untuk membuang kotoran dan mengurangi kandungan lemak dalam gonad.
-        Setelah  diberok,  kematangan  induk diperiksa kembali.

D.  Penyuntikan
-        Induk  betina  disuntik  dengan larutan    hipofisa    ikan    mas sebanyak 2 dosis (1 kg induk membutuhkan 2 kg ikan mas) dan jantan  ½   dosis  atau  ovaprim 0,3 ml/kg.
-        Penyuntikan   dilakukan   pada bagian punggung.


E.  Pemijahan/Pengurutan
-        Apabila akan dipijahkan secara alami,  induk jantan  dan  betina yang  sudah disuntik disatukan dalam bak yang telah diberi ijuk dan dibiarkan memijah sendiri.
-        Apabila   akan   diurut,   maka pengurutan dilakukan 8 s/d 1 jari setelah penyuntikan.
-        Langkah    pertama    adalah menyiapkan  sperma  :  ambil kantong sperma dari induk jantan dengan   membedah   bagian Perutnya,    gunting    kantong sperma dan keluarkan. Cairan sperma ditampung dafam gelas yang sudah diisi NaCI sebanyak ½  bagiannya. Aduk hingga rata Bila  terlalu  pekat,  tambahkan NaCI sampai larutan berwarna putih susu agak encer.
-        Ambil induk betina yang akan dikeluarkan telurnya. Pijit bagian Perut  kearah  lubang  kelamin sampai telurnya keluar. Telur ditampung   dalam   mangkuk Plastik yang bersih dan kering Masukan larutan sperma sedikit demi sedikit dan aduk sampai merata.   Tambahkan   larutan NaCl agar sperma lebih merata Agar terjadi    Pembuahan, tambahkan  air  bersih  dan aduklah agar merata sehingga Pembenihan dapat berlangsung dengan baik, untuk mencuci telur dari darah dan kotoran lainnya, tambahkan   lagi   air   bersih kemudian dibuang. Lakukan 2 s/d 3 kali agar bersih.
-        Telur   yang    sudah    bersih dimasukan   ke   dalam  hapa penetasan yang sudah dipasang di  bak.  Bak  dan  hapa  tersebut ukuran 2 X 1 X 0,4 m dan sudah diisi  air 30 cm. Cara memasukan, telur diambil dengan bulu  ayam,  lalu  sebarkan ke seluruh permukaan hapa sampai merata.  Dafam 2 s/d 3 hari telur akan  menetas  dan  larvanya dibiarkan selama 4 s/d 5 hari atau sampai berwarna hitam.

F.  Pendederan
-        Persiapan  kolam  pendederan dilakukan  seminggu  sebelum penebaran larva, yang meliputi : pengeringan, perbaikan, pematang,  pengolahan  tanah dasar dan pembuatan kemalir.
-        Pengapuran dilakukan dengan melarutkan kapur tohor ke dalam tong,  kemudian  disebarkan ke seluruh  pematang  dan  dasar kolam.  Dosisnya 250 s/d 500 g/m2.
-        Pemupukan     menggunakan kotoran ayam dengan dosis 500 s/d 1.000 gr/m2. Kolam diisi air setinggi 40 cm dan setelah 3 hari,       disemprot       dengan organophosphat  4  ppm  dan dibiarkan selama 4 hari.
-        Benih  ditebar  pada  pagi  hari dengan kepadatan 100 s/d 200 ekor/m2.
-        Pendederan dilakukan selama 21 hari.  Pakan  tambahan  diberikan setiap hari berupa tepung pellet sebanyak  0,75 gr/1.000 ekor.

IV.  PENYAKIT
Penyakit yang sering menyerang lele dumbo adalah Ichthyopthirius multifilis atau lebih  dikenal  dengan  white  spot  (bintik putih).    Pencegahan,    dapat   dilakukan dengan  persiapan  kolam  yang  baik, terutama  pengeringan  dan  pengapuran. Pengobatan dilakukan dengan menebarkan garam dapur sebanyak 200 gr/m3 setiap 10 hari selama pemeliharaan atau merendam ikan   yang   sakit   ke   dalam   larutan Oxytetracyclin 2 mg/liter.

Sumber:
Razi F, 2015. Pembenihan Ikan Lele Dumbo. Didownload dari laman http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.co.id/2014/02/managemen-air-pada-budidaya-lele-sistem.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar