A Klasifikasi dan Ciri-ciri
Ikan lele menurut
klasifikasi berdasar taksonomi yang dikemukakan oleh Weber de beaufort (1965)
digolongkan sebagai berikut :
Filum
: Chordata, ialah binatang bertulang belakang.
Kelas : Pisces,
ialah bangsa ikan yang mempunyai insang untuk bernapas.
Subkelas : Teleostei, ialah ikan yang bertulang keras.
Ordo :
Ostariophysi, ialah ikan yang di dalam perutnya sebelah atas memiliki tulang sebagai
alat perlengkapan keseimbangan, yang disebut ulang weber (Weberian oscicle).
Subordo :
Siluroidae, ialah ikan yang bentuk tubuhnya memanjang berkulit licin (tak bersisik).
Famili :
Clariidae, ialah suatu kelompok ikan (dari be berapa genus) yang selain
mempunyai ciri-ciri tersebut, juga mempunyai ciri yang lebih khas lagi, yakni bentuk kepalanya pipih denga lempeng
tulang keras sebagai batok kepala. Bersungut (kumis) 4 pasang. Sirip dada ada patil.
Mempunyai alat pernapasan tambaha ang terletak di bagian depan rongga insang yang memungkinkan ikan lele mengambil oksigen
langsung dari udara.
Genus :
Glorias.
Di Indonesia ada beberapa
jenis (spesies) ikan lele, yaitu Glorias batrachus, jenis ini yang paling
banyak dijumpai dan umumnya dibudidayakan, di samping terdapat di alam;
Glorias Leiacanthus, Glorias nieuwhofi,
Glorias teesmanii. Ketiga jenis ini terdapat di perairan Indonesia tetapi
jarang ditemukan dan diduga sudah langka. Tidak ada keterangan yang jelas,
mengapa ketiga spesies itu menjadi langka dan mengapa tidak dibudidayakan seperti
halnya Glorias batrachus. Jadi masih memerlukan penelitian.
Di Thailand, selain Glorias
batrachus juga banyak dipelihara jenis Glorias macro cephalus. Jenis yang
terakhir ini kemungkinan tidak ada di Indonesia .
Pada ikan lele (Glorias batrachus) di Indonesia
dikenal adanya 3 variasi warna tubuhnya, ialah :
-
hitam
agak kelabu (gelap). Ini yang paling umum terdapat.
-
bulai
(putih), dan
-
merah.
Kedua warna yang terakhir
itu agak jarang ditemukan, biasanya dipelihara sebagai ikan hias.
B. Nama Daerah dan Nama Umum
Di berbagai daerah, ikan lele diberi nama
menurut bahasa daerah masing-masing.
Di pulau Jawa disebut ikan lele.
Di Sumatera disebut ikan kalang.
Di Kalimantan disebut pintet.
Di Makassar disebut ikan keling (keli).
Namun
nama yang paling populer ialah lele.
Dalam bahasa Inggris disebut
cat fish. Nama ini dipakai sebagai nama dalam perdagangan, jadi nama
internasional. Disebut demikian, mungkin karena ikan ini berkumis seperti kucing
(cat = kucing). Sebenarnya nama cat fish ini tidak hanya berlaku untuk ikan
lele saja, melainkan juga bagi ikan-ikan jenis lain yang juga berkumis, antara
lain ikan baung (genus Pangasius, Macrones, Siluria, dan sebagainya).
C. Penyebaran
Ikan lele tersebar luas di
benua Afrika dan Asia , terdapat di perairan
umum yang berair tawar secara liar. Di beberapa negara, khususnya di Asia , ikan lele telah diternakkan, dipelihara di kolam.
Seperti halnya terjadi di Filipina , Thailand ,
Indonesia ,
Laos ,
Kamboja , Vietnam , Birma, dan India . Di Indonesia ikan lele ini
secara alami terdapat di kepulauan Sunda Besar maupun Sunda Kecil.
D. Habitat
Habitat atau lingkungan
hidup ikan lele ialah semua perairan air tawar. Di sungai yang airnya tidak
terlalu deras, atau di perairan yang
tenang seperti danau, waduk, telaga, rawa
serta genangan-genangan kecil seperti kolam, merupakan lingkungan hidup ikan lele.
Ikan lele mempunyai organ
insang tambahan yang memungkinkan ikan ini mengambil oksigen pernapasannya dari udara di luar air. Karena itu ikan
lele tahan hidup di perairan yang airnya mengandung sedikit oksigen. Ikan lele
ini relatif tahan terhadap
pencemaran bahan-bahan organik. Oleh karena itu ikan lele tahan hidup
di comberan yang airnya kotor. Ikan lele hidup dengan baik di dataran rendah suhu .tempat hidupnya terlalu dingin, misalnya di bawah 20°C,
pertumbuhannya agak lambat. Di daerah pegunungan dengan ketinggian di atas 700
meter, pertumbuhan ikan lele kurang begitu baik. Leie tidak pernaditemukan
hidup di air payau atau asin.
E. Tingkah laku
Ikan lele adalah ikan yang hidup di air
tawar. la bersifat noktumal, artinya
ia aktif pada malam hari atau lebih menyukai tempat yang gelap. Pada siang hari
yang cerah, ikan lele lebih suka
berdiam di dalam lubang-lubang atau tempat
yang tenang dan aliran air tidak terlalu deras.
Ikan lele membuat sarang di
dalam lubang-lubang di tepian sungai, tepi-tepi rawa atau pematang sawah, dan
kolam yang teduh dan tenang.
Berhubung sifat-sifat dan
tingkah lakunya itu, memancing ikan lele pada malam hari lebih berhasil
daripada siang hari, karena ikan lele aktif mencari makan pada waktu malam atau
sesudah matahari terbenam.
Lele yang dipelihara di
kolam atau sawah, apabila hendak ditangkap pada siang hari, cara yang mudah
ialah meletakkan tabung-tabung dari bambu atau lainnya, di dasar kolam/sawah,
lalu menggiring ikan lele agar berkumpul di dalam tabung sehingga mudah
ditangkap dengan cara mengangkat tabung tadi.
F. Perkembangbiakan
Ikan lele mencapai
kedewasaan setelah mencapai ukuran 100
gram atau lebih. Jika sudah masanya berkembangbiak, ikan jantan dan betina berpasangan. Pasangan itu lalu mencari
tempat, yakni lubang yang teduh dan aman untuk bersarang. Lubang sarang ikan
lele terdapat kira-kira 20 - 30 cm di
bawah permukaan air. Ikan lele tidak membuat sarang dari suatu bahan (jerami atau rumput-rumputan) seperti ikan
gurame, melainkan hanya meletakkan telurnya di atas dasar lubang sarangnya itu.
Pada perkawinannya, induk
betina melepaskan telur bersamaan waktunya dengan jantan melepaskan mam
(sperma) di dalam air. Terjadilah
pembuahan di dalam air. Telur yang telah
dibuahi dijaga oleh induk betina sampai telur menetas dan cukup kuat berenang. Lama penjagaan im semmggu sampai sepuluh hari. Setelah
perkawinan, induk jantan meninggalkan sarang dan tidak menghiraukan
anak-anaknya.
Seekor induk betina dapat
menghasilkan 1.000 sampai 4 000
butir telur sekali memijah. Dalam tempo 24 jam setelah perkawinan, telur akan
menetas. Selama semmggu sampai sepuluh hari anak ikan lele ini
dijaga oleh mduknya sampai burayak
ini cukup kuat meninggalkan sarangnya.
Biasanya ikan lele memijah
sore hari pada musim hujan. Lain
halnya di kolam pemeliharaan. Menurut pengalama petani, di kolam ikan lele
dapat memijah sepanjang tahun. Jadi
tidak mengenal musim. Hal ini mungkin disebabkan keadaan kolam yang dapat dialiri air baru setlap saat. Sungguhpun
demikian, tanpa aliran air atau sirkulasi air pun, lean lele dapat juga memijah di kolam, tetapi frekuensinya tidak
begitu sering.
G. Makanan
Makanan alami ikan lele
ialah binatang-binatang renik, seperti
kutu-kutu air (Daphnia, Cladosera,
Copepoda) cacing-cacing, larva (jentik-jentik serangga), siput-siput
kecil, dan sebagainya.
Selain bersifat karnivora
(pemakan dagmg), ikan lele juga makan sisa-sisa benda yang membusuk dan kotoran
manusia sedangkan tumbuh-tumbuhan kurang disenangi (Gambar 2, 3, dan 4,
beberapa organisme yang menjadi makanan ikan lele.
Ikan lele biasanya mencari
makanan dan dasar kolam, tetapi bila ada makanan yang terapung, juga tidak
lepas dan sambarannya. Karena ikan lele bersifat karnivora,makanan tambahan
yang baik untuk ikan mi ialah yang banyak mengandung protein hewani. Bila
makanan yang diberikan banyak mengandung protein nabati, pertumbuhannya
lambat. Jadi pengetahuan tentang jenis
makanan dan pola atau cara makan ikan ini perlu dipelajari agar dapat dibuat susunan
makanan yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar