Rabu, 15 Mei 2019

TEKNIK BUDIDAYA IKAN GUPPY




PENDAHULUAN

Guppy merupakan salah satu jenis ikan hias yang sangat menarik dan cantik. Corak warna-warninya yang menonjol dan sirip ekornya yang lebar menambah kecantikan yang khas bagi ikan guppy itu sendiri. Ikan guppy ini juga sangat mudah untuk dikembangbiakkan, sehingga menjadikan guppy bukan hanya sekedar ikan pajangan, namun juga merupakan lahan usaha yang produktif.
Guppy termasuk ikan yang sangat mudah dipijahkan. Sepasang induk jantan dan induk betina yang ditempatkan di dalam akuarium sudah dapat menghasilkan keturunan. Namun, kendala yang sering dihadapi oleh para pembudidaya guppy ini tidak jauh berbeda dengan pembudidaya ikan hias lainnya, yaitu terserangnya penyakit yang bisa menyebabkan kerugian bagi pembudidaya ikan.
Penyakit yang menyerang ikan guppy di dalam akuarium disebabkan oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari luar maupun dalam akuarium. Ada beberapa faktor yang merupakan penyebab dan cara penularan penyakit ikan dalam akuarium, diantaranya yaitu :
1.  Faktor yang berasal dari kondidi air (kepekatan, keracunan)
2.  Faktor yang berasal dari sinar (terlalu tajam, kurang kuat, suhu)
3.  Faktor filter (kotoran tak tersedot, keracunan, pH, air)
4.  Faktor yang berasal dari pompa udara (O2, sirkulasi air, suhu air)
5.  Faktor kepadatan ikan di dalam akuarium (O2, suhu dan kotoran)
6.  Faktor tanaman dalam akuarium (O2, kotoran, ruang gerak ikan)
7.  Faktor pergantian air, sanitasi
Bila ikan di dalam akuarium terserang penyakit, dapat dipastikan ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor tersebut di atas.

DESKRIPSI IKAN GUPPY

Sistematika ikan guppy menurut Dr. Herbert R. Axelord dalam Heru Susanto adalah sebagai berikut:
Filum                 : Chordata
Subfilum           : Craniata
Superklass         : Gnathostomata
Klass                  : Osteichthyes
Subklass            : Actinopterygii
Superordo         : Teleostei
Ordo                  : Cyprinodontoidai
Subordo             : Peocillidea
Famili                                : Peocillidae
Genus                : Poecillia / Lebistes
Spesies              : Poecillia reticulata
Jenis dan varietas ikan guppy setiap tahunnya bertambah. Namun demikian warna dasar badan guppy yang asli berwarna kecoklatan, dengan variasi warna sisik di samping badannya serupa pelangi. Bentuk sirip ekor ikan guppy lebar, sehingga menambah kecantikan ikan guppy itu sendiri. Kalau dilihat sekilas ikan guppy mirip burung merak yang mempunyai ekor memukau.
Tanpa sirip ekornya, guppy tidak berarti apa-apa. Karena sirip ekor itulah yang membuat badan sebelah depannya biasa-biasa saja menjadi lebih unik. Ikan guppy betina mempunyai ukuran tubuh 7 cm, sedangkan ikan guppy jantan berukuran 4 cm. Untuk lebih jelasnya bentuk ikan guppy dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Di alam aslinya ikan ini hidup di dua jenis perairan yang berbeda, yaitu air payau, dan air tawar. Menurut Dr. Herber R. Axelord dalam Bambang dan Donny, salinitas yang baik untuk guppy berkisar antara 0,5 – 1 ppt. Ikan guppy dapat ditemukan di perairan Indonesia dengan mudah, yang lebih dikenal dengan nama ikan seribu.
Ternyata guppy yang kelihatan kecil dan lemah berasal dari perairan mengalir, itulah sebabnya apabila ditempatkan di akuarium ikan ini tidak mau diam. Bila kita perhatikan dalam akuarium, ikan lebih banyak menempati bagian permukaan air dari pada di bagian tengah dan dasar akuarium.

TEKNIK PEMIJAHAN IKAN GUPPY
Pemilihan Induk
Sebelum disatukan dalam wadah pemijahan, sebaiknya calon induk diseleksi terlebih dahulu. Ada beberapa faktor yang dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam memilih calon induk berkualitas, diantaranya sebagai berikut :
1.  Tubuh tidak cacat dan tidak terdapat penyakit
2.  Gerakannya lincah dan gesit
3.  Nafsu makan tinggi
4.  Bagian perut calon induk betina membesar
5.  Panjang total tubuh induk betina minimal 4 cm dan jantan 3,5 cm
6.  Warna tubuh dan sirip cemerlang dan corak jelas
7.  Tipe sirip ekor calon induk sama.

Teknik Pemijahan
Guppy dapat dipijahkan secara massal. 1 ekor guppy jantan dapat mengawini 5-10 ekor guppy betina. Induk jantan dan betina disatukan pada pagi  hari pukul 07.30-08.00 atau sore hari pukul 16.30-17.00, karena pada saat tersebut suhu tidak terlalu tinggi.
Induk guppy yang telah disatukan biasanya akan memijah pada pagi hari hingga matahari terbenam. Guppy jantan akan mengejara dan mengikuti guppy betina matang kelamin berenang. Selanjutnya induk guppy jantan akan melakukan penetrasi dan spermanya akan dikeluarkan di dalam tubuh induk betina. Selang waktu antara kelahiran berkisar 15- 20 hari. Satu ekor induk betina akan menghasilkan sebanyak 25-30 ekor burayak berukuran sekitar 3,5-4 mm.
Pemeliharaan Larva
Larva ikan guppy dipelihara di dalam akuarium. Untuk akuarium berukuran 150 cmx75 cmx75 cm dengan ketinggian air minimal 50 cm, dapat menampung benih guppy sebanyak 3.500-4.000 ekor. Benih ikan guppy dapat dipisahkan dari induknya  pada saat guppy telah berumur 7-10 hari. Waktu yang tepat memindahkan larva guppy yaitu pada pagi hari pukul 07.00-09.30.
Pemberian pakan
Pakan yang diberikan kepada guppy disesuaikan dengan umurnya. Burayak guppy yang berumur di bawah satu bulan sebaiknya diberi kutu air. Setelah burayak berumur satu bulan, pakan yang diberikan adalah pakan yang banyak mengandung Crude Oil. Jenis pakan tersebut antara lain cacing sutra (Tubivex worm). Setelah guppy berumur tiga bulan, tambahkan pakan yang banyak mengandung Crude Fiber (serat) untuk meningkatkan kualitas warna. Pakan alami berserat yang mudah diperoleh antara lain larva nyamuk, cacing super, atau cacing darah (Blood worm). Semua jenis pakan yang diberikan untuk ikan guppy secara adlibitum.

PENYAKIT DAN PENANGGULANGANNYA

Penyakit yang menyerang ikan guppy tidak jauh berbeda dengan ikan-ikan hias air tawar lainnya.  Penyakit yang biasa menyerang ikan guppy di akuarium adalah sebagai berikut. 
a.  Penyakit sukar bernapas
Gejala awal yang timbul dari penyakit sukar bernapas ini adalah guppy bernapas terengah-engah tidak teratur, tutup insang terbuka lebar, dan berenang terhuyung-huyung di permukaan air.  Dapat dipastikan ikan tersebut terserang penyakit pada insang.
Bila dilihat dengan mikroskop, pada insang guppy melekat cacing dari golongan trematoda, yaitu Dactylogyrus sp.  Cacing ini terbawa oleh pakan guppy yang kurang higienis.  Cara pencegahan pada penyakit ini, yaitu dengan memperhatikan pemberian pakannya.  Usahakan pakan yang diberikan sudah benar-benar bersih dan higienis.  Namun, ikan yang sudah terserang penyakit ini segera dilakukan pengobatan.  Caranya dengan merendam guppy yang sakit kedalam larutan PK berdosis 0,5 gr / 5 liter air.  Perendaman dilakukan selama 5-10 menit, kemudian ikan dipindahkan kedalam air bersih.  Setelah itu ikan dimasukan kembali kedalam larutan PK. Pengobatan ini terus dilakukan hingga guppy terlihat sudah bernapas normal. 

b.  Penyakit Parasit yang disebabkan Oleh Serangan Lernea dan Argulus
Lernea dan Argulus termasuk golongan penyakit ekto parasit. Lernea cyiprinacea berbentuk panjang dengan tubuh berwarna kelabu. Bagian ujung tubuhnya terdapat dua buah sungut yang sebenarnya merupakan kantung telur. Sementara Argulus indicus berbentuk bulat seperti kura-kura, dengan tubuh berwarna hijau transparan. Kedua jenis parasit ini menyerang guppy dengan menancapkan kakinya ketubuh ikan, merusak sisik dan kulit, serta menghisap darah ikan. Ikan yang terserang menjadi lemah hingga menemui kematian.
            Lernea dapat diatasi dengan cara menangkap ikan yang sudah terserang, lalu memotong bagian tubuh lernea yang menjorok keluar dengan menggunakan gunting yang tajam.  Cara ini akan menyebabkan lernea mati seketika.  Sementara ntuk mengetatasi Argulus juga dengan cara menangkap ikan yang telah terserang dan membuang satu persatu argulus dengan menggunakan pinset. Argulus yang telah terlepas dari tubuh ikan segera dihancurkan.
            Agar ikan yang sudah selesai ditangani tersebut tidak terserang penyakit lain, sebaiknya ikan langsung dimasukkan ke dalam wadah berisi air yang sudah diteteskan Blitz Icth atau Tetra Medica Fungistop. Dosisnya sebanyak 1 – 2 tetes / 2 liter air.
Selain dari penyakit yang disebut di atas, masih ada penyakit yang umum menyerang ikan guppy. Untuk lebih jelas mengetahui penyakit ikan guppy dan cara pengobatannya dapat dilihat pada tabel berikut.





Tabel 1. Parasit yang sering menyerang ikan guppy
NO
NAMA PENYAKIT
PENGOBATAN DENGAN BAHAN KIMIA
1.
Bintik Putih
·    Chloromine 1% 4 – 5 ml dilarutkan dalam air bersih 4,5 liter. Ikan-ikan yang sakit dimasukkan ke dalamnya dengan jangka waktu 25 jam.
2.
Velvet
·    Larutkan Methaline Blue 1% sebanyak 10 mg ke dalam 4,5 liter air bersih. Perendaman dilakukan minimal 24 jam.
·    Larutan potasium permanganate 1% sebanyak 45 ml dicampurkan ke dalam air bersih sebanyak 4,5 liter.
3.
Trichordina
·    Bubuk sodium Chloride sebanyak 75 – 150 gr dilarutkan ke dalam setiap 4 liter air bersih, lama pengobatan berkisar antara 15 – 30 menit.
·    Larutan Quinine hydrochloride berkadar 1 % sebanyak 9 ml yang dilarutkan ke dalam air bersih sebanyak 4,5 selama 12 jam. Setelah itu diulang satu kali lagi dengan dosis yang sama.
4.
KutuIkan
·    Ikan direndam di dalam larutan Tetra Medica Fungistop dengan dosis obat sebanyak 1 – 2 tetes/ 2 liter air.
5.
Lernea
·    Larutkan formalin dengan kadar 25 ppm. Lama perendaman tidak lebih dari 10 menit.

Tabel 2. Jamur yang sering menyerang ikan guppy
NO
NAMA PENYAKIT
PENGOBATAN DENGAN MENGUNAKAN BAHAN KIMIA
1
Penyakitputihdimulut (Chondrococuscolumnaris)
Garam dapur 1% sebanyak 100gr/ liter dan dilakukan perendaman selama 15-30 menit.
2
Jamursaprolegnia
Larutkanacriflavine 0,001% sebanyak 100 ml dimasukankedalam air bersih. Ikan-ikan yang sakitdimasukankedalamnyaselamabeberapaharihinggajamurrontok.

Tabel 3. Bakteri yang sering menyerang ikan guppy
NO
NAMA PENYAKIT
PENGOBATAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN KIMIA
1
Borok atau pendarahan
Dapat menggunakan anti biotik yang diberikan melalui pakan, dan dicampur dengan air.
Garam dapur 1% sebanyak 100 gr/liter dan dilakukan perendaman selama 15-30 menit
2
Fin rot
Dapat digunakan larutan PK dengan dosis 10-20 mg/liter. Rendam selama 30 menit dan dapat diulang bila perlu.

DAFTAR PUSTAKA
Lesmana. S, 2003. Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Ikan Hias. Penebar swadaya. Jakarta.
Susanto. H, 1990. Budidaya Ikan Guppy. Kanesius. Yogyakarta.
Tambunan N.L. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri KesehatanIkan “Guppy SehatProduksiMeningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar